Komunitas perupa Pintu Mati Solo, menandai perjalanan 10 tahun usianya berencana mengadakan pameran visual art dengan tajuk: Kakawin Kawin. Kakawin Kawin mempersoalkan tentang keberadaan perempuan dan problematikanya dewasa ini dimata masyarakat global. Dahulu perempuan dianggap suci dan tidak boleh disemena-mekan,sekarang perempuan menjadi obyek politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi dan komoditas yang cukup menjanjikan. Pergeseran maknapun terjadi, kata perempuan asalnya dari kata dasar empu, dewasa ini dikonotasikan secara semaunya menjadi empuk bukan empu. Bukan per-empu-an tetapi berubah menjadi per-empuk-an. Sebelas orang perupa akan ikut meramaikan perhelatan tersebut, di Taman Budaya Surakarta, 19 - 25 Juni 2010. Mereka adalah Adam Wahida, Digdo Irianto, Fajar Sutardi, Hanung Sapureget, MYE Ning Yuliastuti, Muhammad Yusuf, Nanang Yulianto, Romdhon, Sidik Ihwani, Susiawan Haryanto, Susanto,Tjahjo Prabowo.
Saya paling suka dengan lukisan yang berjudul "Tak Pernah Padam"
BalasHapus