Senin, 28 Juni 2010

Tahukah anda apa paling murah sekaligus paling mahal di dunia ini?



Jawabannya tak lain adalah “JANJI”, kita sering mendengar dan melihat para pemimpin kita yang sering mengobral janji-janji manisnya untuk memikat hati masyarakat agar memilihnya pada masa-masa pemilu. Disini seakan –akan janji seperti orang yang masuk kampung menadah barang bekas sambil teriak lewat mic, atau bakul jamu keliling yang menggunakan mic 33.000 watt untuk menarik para penonton sambil mengeluarkan jurus2 sulap kelas kampungnya. Lebih tepatnya “janji” itu seperti tumpukan pakaian bekas yang diobral yang sering  kita temui di trotoar  jalan pasar legi.
Janji memang ringan sekali diucapkan bahkan kita sering melakukannya, seperti ketika berjanji kepada pasangan kita…”iya sayang apapun yang kauinginkan pasti aku kabulkan”,…. tapi ketika pasangan kita minta mobil sedang kita tak punya uang apa yang harus kita lakukan? haruskah kita mati-matian bekerja demi menepati janji kita, bahkan sampai harus merampok atau mencuri?!!
Barangkali suatu hal yang wajar apabila kita harus berusaha mati-matian demi orang yang kita cintai. Bahkan kita rela untuk melepaskan kebahagian dunia demi seseorang itu. Alangkah beruntungnya apabila ada wanita yang mendapatkan seorang lelaki yang memiliki sikap gentlemen seperti itu, ataupun sebaliknya alangkah indahnya hidup ini apabila ada seseorang wanita yang dengan tulus ikhlas memberikan kelonggaran bagi pasangannya untuk terus berkiprah dibidang yang disukainya. Kita harus ingat pepatah kuno dibalik kesuksesan pria dibelakangnya pasti ada wanita yang penuh cinta, kesabaran yang mendampingi.
Wanita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan kesempurnaan tubuh. Sebuah anugerah berupa kemolekan dan keindahan fisik serta luasnya cinta, hal itu membawa pasangan jenisnya untuk selalu berempati dan berusaha melindungi dari bahaya. Tapi dibalik itu wanita adalah makhluk yang sangat lemah mentalnya sehingga sering jadi sasaran empuk janji-janji  “palsu murahan”  para lelaki. Sungguh ironis sekali, kehidupan mereka seperti sebuah barang yang ketika sudah usang maka dibuang oleh pemiliknya. Tapi memang kodrat seorang wanita adalah gampang dibujuk dan dirayu[digombali]. Bayangkan saja hanya dengan melihat iklan ada “BIG SALE” ditivi atau dimajalah saja para women itu segera bergegas merayu sang suaminya untuk dibelikan barang yang dia inginkan. Sehingga wajarlah apabila pasar lebih memilih para kaum hawa sebagai target operasinya. Sehingga banyak sekali para wanta dan ibu-ibu yang lebih sibuk ber[fesyen]ria daripada momong anaknya.
Di era yang serba praktis dan canggih seperti sekarang ini, tidak hanya elektronik yang menjadi semakin simple dan mini. Para wanitapun berlomba-lomba untuk selalu tampil mini. Baik pola pikir, maupun pakaian mereka, sebagai imbas dari perkembangan zaman.Tapi tahukah anda apabila kita memandang rok mini mereka tidak usah lama-lama lah sekitar 5 menit saja, pasti mereka akan dengan sinis  mengatakan…iih norak banget  sih loe kayak ndak pernah liat paha ja!??(dengan muka masam dan mulut me-memble). Jadi salahkah kalau para lelaki itu menjadi horny ketika melihat tubuh molek para wanita?sampai terjadi hal yang yang tidak diinginkan?!!.
Kadang saya tertawa geli dan tak habis pikir melihat ibu-ibu gembrot atau wanita yang sudah uzur, dengan susah payah berdandan serba ketat dan mini, kemudian dengan pedenya jalan ke mall. Mereka tidak sadar kalau tubuh mereka itu sudah peot dan paha mereka sudah banyak timbul selulit. Dibenak mereka hanya ingin tampak seksi seperti artis sinetron kesayangannya. Contoh kasus lagi tentang para remaja putri yang menurut saya saltum, ketika dingin mereka memakai rok pendek pas udara panas mereka memakai pakaian komplit, apakah itu bukan hal terbalik? Atau mereka sudah tak takut lagi kena masuk angin atau angin masuk?
Kenyataannya  pengaruh budaya massa telah berhasil menurunkan pola hidup masyarakat kita ke level yang lebih rendah. Ditempat tinggal saya sekarang ini (pontianak dan singkawang) banyak sekali saya jumpai para remajanya khususnya anak-anak SMA, mereka lebih cenderung bergaya ala artis (fesyen ala barat), apalagi   didukung pula dengan postur mereka yang cantik dan memiliki body yang aduhai montoknya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler saya kadang  merasa risih ketika menemukan siswi saya memakai pakaian yang menurut saya kurang pantas dipakai disekolah. Hal itulah yang Terkadang  menjadikan saya sebagai guru seni budaya susah untuk menumbuh- kembangkan prinsip kebudayaan lokal. Jadi apabila dari teman-teman ingin melihat dara cantik atau kami biasa menyebutnya “amoi”, mainlah ketempat saya dijamin puas melototnya,..hehehe…karena kecantikan mereka selevel dengan artis-artis ibu kota.sueeer..!!!!
Wanita ibarat sebuah permen apabila dibungkus dengan rapi maka kadar manisnya akan tetap terjaga. Begitupun sebaliknya apabila permen itu selalu terbuka maka pasukan semut akan menyedot habis manis gulanya, dan dapat dipastikan tidak akan ada orang yang mau menyentuhnya lagi. Wanita diciptakan untuk disayangi, dilindungi dan diangkat martabatnya ke level yang lebih tinggi. Sebagaimana kita menghormati ibu yang telah melahirkan kita.
Kebahagiaan seseorang lelaki adalah ketika dia dengan sadar dan pasrah berani menentukan jalan hidupnya dan terus berjuang mewujudkan mimpinya dengan seseorang yang dia cintai, walaupun harus dengan rela berpisah dengan hal-hal yang menjadi kesenangannya (hijrah hati dan fisik). Menurut saya kecocokan antara dua insan adalah tidak dilihat dari kesamaan sikap maupun sifat person-nya, misalnya satunya suka pecel maka satunya juga suka. Akan tetapi pondasi keharmonisan dibangun apabila ada perbedaan pada diri tiap pasangan yang disikapi dengan kedewasaan, sehingga dapat saling menutupi kekurangan masing-masing, perbedaan itu akan  menjadi sebuah unity harmonic. Perbedaan merupakan suatu nikmat mencapai kesempurnaan hidup bersama. Dalam hal ini diperlukan sebuah kesadaraan untuk saling berbagi. Komitmen seperti ini adalah harga yang pantas dari sebuah hubungan serius.
Kesakitan, kesendirian, kebosanan, mandeknya kretivitas, jauh dari komunitas adalah sebuah irama yang mengalun harmonis, dan saya berusaha untuk tetap bersyukur. Pintu terwujudnya sebuah impian adalah ketika kita sudah merasa aman dan nyaman soal cinta. Salah satu kebahagiaanku dalam hidup ini adalah karena dia tahu “cintaku” bukan  hanya untuknya.

hanung
Singkawang, 3 juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar