Konon pada awalnya, kehidupan bermula dari adanya perempuan. Tersebutlah dalam berbagai kitab suci langit, disabdakan bahwa perempuan diciptakan Tuhan dengan diberi kelebihan dan kekurangannya oleh Allah yang Maha Rahim. Mempersoalkan tentang kelebihan perempuan adalah dipinjaminya rahim kandungan, kepada perempuan pertama yang bernama Ibu Hawa, untuk nantinya rahim tersebut berguna memroses penciptaan manusia, yang dilahirkan dari rahim Hawa, kemudian beranak pinak yang kemudian jadilah milayaran manusia menyebar diberbagai belahan bumi dialam dunia ini. Dari penciptaan rahim Hawa inilah dunia menjadi ramai. Perempuan yang dipinjami rahim tersebut, selain diberi kelebihan rahim kandungan, juga memang dikodratkan memiliki sifat rasa kasih sayang, utamanya kepada anak-anaknya. Selanjutnya dalam perjalanan ruang dan waktu beratus-ratus abad, kata perempuan menjadi berubah maknanya. Mengapa demikian, karena beberapa kelemahan yang memang ditunggangi setanpun muncul. Ini khususnya terjadi di Indonesia, lebih khusus di Jawa. Kata perempuan yang entah berarti konotatif atau denotative, menjadi makna yang negative semata, apalagi katanya perempuan diciptakan dari “sempalan” tulang rusuk lakai-laki bernama Adam. Kata sempalan, yang berarti sesuatu yang diambil dan mudah patah, kemudian diimagekan, bahwa perempuan selalu bertingkah dengan selera rendah, artinya hanya haus dengan uang dan harta. Dibeberapa wilayah yang beragam, perempuan dianggap bisa bertingkah apa saja, dan sebagai siapa saja, mulai dari sebutan yang berkonotasi postitif atau sebaliknya. Perempuan selalu dihubungkan dengan kata indah, cantik, akrab, ramah, cekatan, berwibawa, berkuasa, kasih, sayang, cinta, kemanjaan, kangen, berwarna-warni, wangi, lembut, nikmat, dan seterusnya. Selain itu perempuan juga dapat dihubungkan dengan kata kejam, seram, penuh makian, rayuan gombal, tipuan, ghurur, iri, dengki, jahiliah, umpatan, pisuhan, pengkhianatan, kesombongan, kong kalikong, perseteruan, komplotan, perselingkuhan, pergundikan, per-riba-an, dan sebagainya.
Dibeberapa riwayat teks kitab suci ,juga disabdakan bahwa perempuan, memang sangat lihai memainkan dunia, mulai dari para Nabi dan Rasul sampai manusia biasa perempuan dengan gampang dan mudah memegang kendali dan membuat kendala hidup dan kehidupan dunia. Lihat Nabi Adam, ia jatuh dari Surga dan melayang didunia mayapada, karena sebab perempuan yang dibisiki iblis, Nabi Nuh gagal melaksanakan misi kerasulannya dan datanglah air bah, karena ulah perempuan yang tidak mau taat dengan Rabbnya, Nabi Ayyub dengan tugas-tugas kenabian dalam bidang kesehatan, ia ditinggalkan istrinya hampir juga gagal melaksanakan misi kenabiannya. Pada rentangan zaman yang panjang dewasa ini, perempuan dikalangan kelas menengah keatas, mengambil peran yang gila-gilaan terhadap laki-laki, munculnya politik pokrol bamboo, makelar korupsi, sogok-menyogok, jilat menjilat, maling kelas kakap dan gurameh, money politics, semua dapat dikatakan bahwa 99% urusan tersebut dikendalikan perempuan. Ingat, secara kelakar perempuan memang suka disogok, dijilat, selain itu karena perempuan memiliki nafsu besar, yang berjumlah sembilan puluh sembilanan. Sementara dikalangan rakyat jelata kelas bawah dewasa ini, perempuan juga dianggap sangat mengganggu pikiran masyarakat yang konon kabarnya laki-laki berperan sebagai pemimpin mereka, tetapi yang terjadi tidak demikian. Lihat di lorong-lorong gelap,di jembatan remang-remang, di pasar-pasar, di pantai-pantai, di tikungan-tikungan, di sudut-sudut kota yang kotor, hidup dan kehidupan mayarakat bawah hampir semua dikendalikan perempuan. Juga didalam dunia modern seperti sekarang ini apalagi, dibalik tampilnya para lelaki dalam politik kekuasaan, ekonomi kapitalisme global, budaya hedonis dunia, kesenian selebritis pasar wisata, teknologi informasi tranportasi hi-tech, agen keilmuan hamba pabrikan, peran perempuan tidaklah kecil. Dari belakang layar perempuan benar-benar mengendalikan “kegiatan dunia” hari ini. Laki-laki diperah perempuan, perempuan memang kodratnya senang diperah laki-laki. Wajah perempuan benar-benar memerah, laki-lakipun memerah dan merekah. Persoalan kakawin kawin dan perempuan, juga mengingatkan kita akan kata-kata bersyarat para filosuf dan agamawan dunia, seperti Kong Hu Cu, Stein Parve, Martin Luther,Henry VII, John Damascene, John Christosom, Gregory The Great, Antony, Benhard, Bonaventure, Jerome, Paus Jeroume, mereka serentak mengatakan bahwa, sebaiknya jauhilah perempuan, jauhkanlah perempuan, karena perempuan sumber segala kerusakan hidup.Keseragaman pendapat para filosuf dan rohaniwan, memberikan isyarat bahwa memang kemisterian perempuan dari zaman ke zaman, tak terbaca dengan baik dan sempurna. Perempuan perlu didekati atau dijauhi, disayang atau dibenci, dikritik atau dinasehati.Inilah persoalan perempuan memerah-merah kehidupan.
Kemudian apa dan siapakah sebenarnya jenis makhluk yang disebut perempuan ini? Jawabnya macam-macam, terkadang muncul jawaban yang rasional, tetapi jarang memunculkan jawaban misteri. Setiap laki-laki menjawab pertanyaan ini dengan jawaban bodoh dan tidak jujur. Jawabannya menurut kepentingan sesaat pada saat itu, misalnya mereka menjawab dengan mengatakan bahwa, perempuan itu empu, perempuan itu empuk, perempuan itu pendamping suami, perempuan itu kanca wingking, perempuan pelayan laki-laki, perempuan itu ibu bagi anak-anak, perempuan itu pemuas dahaga nafsu syahwat angkara murka, perempuan itu dewi ( berarti laki-laki merasa jadi dewa ? ), perempuan itu pencipta surga rumah tangga, perempuan itu sumber maksiyat, perempuan itu lemah, perempuan itu tidak becus memimpin, perempuan itu hamba uang dan harta, perempuan itu kaku karena tak mau dimadu, perempuan itu pelacur ( kalau laki-laki kok disebut belang hidung ), perempuan ratu, perempuan itu anu, dan sebagainya. Ini jawaban subyektif dan konotasi diatas yang mengatakan para laki-laki. Sementara kalau perempuan ditanya, justru ia tidak mau membuka mulut, malah membuka seluruh tubuhnya. Kemudian, pertanyaan berikutnya; inikah misteri perempuan? Pembacaan atas perempuan diatas, memang nyinyir dan tidak adil. Tanyakan saja pada para istri, selir, gundhik, simpanan, pacar, gendhak-an, langganan kita. Inilah misteri perempuan, terkadang minta disayang dan amat penyayang, ketika disayang tiba-tiba perempuan mengkhianatinya.
Namun demikian, jujur saja kaum Adam tidak bisa lepas dengan perempuan, semakin ia ingin melepasnya, maka wajah perempuan hadir menggodanya dan terus mengejar-mengejar disegala aspek pandangan kita. Pada ujungnya, perempuan tetap dielukan, dipuja, dikejar, diburu dan menjadi sumber inspirasi bagi laki-laki. Masa lalu kita pernah dikabari tentang perempuan yang digambarkan dalam kisah dunia pewayangan, perempuan bukan tergambarkan seprti diatas yang cenderung memojokkan, tetapi perempuan dijadikan jalan untuk meraih maqam spiritual bagi kesatria, untuk meraih kesempurnaan hidup,ketenangan dan kebahagiaan, maka ujian pertama adalah memahami perempuan secara benar dan sebenarnya. Kesempurnaan dalam memahami perempuan bagi kesatria, memang jalan ujiannya berkelak-kelok, berliku-liku. Kisah tersebut digambarkan kedalam bait-bait kakawin ( puisi ) yang berisi tentang pencarian makna, hakekat perempuan. Kesatria dalam mempertemukan keinginan yang menggebu, harus menjalani proses laku, agar kelak dapat bertemu ( kawin ) dengan perempuan yang diidamkan, dan itu harus ditempuh dengan pertempuran, perang saudara
Perempuan, kakawin dan kawin dari waktu kewaktu, dari zaman ke zaman, dari generasi tua ke generasi muda selalu menarik untuk dibincangkan, dipersoalkan. Ia bisa dipersoalkan dengan bentuk diskusi-diskusi, proyek-proyek, desain-desain penciptaan karya seni sastra, rupa, tari, teater, musik, atau hanya sekedar guyonan di gardu perempatan di jalan kampung di desa-desa. Medan perjalanan kreatif penulis, yang memang terkonsentrasikan di wilayah seni rupa, ikut mencoba meramaikan tiga kata diatas ( perempuan, kakawin, kawin ) dengan pembacaan perupaan dengan mengambil sudut pandang sesuai dengan perjalanan pribadi, serta pengalaman teknis yang menjadi tuntutan penulis sebagai perupa. Ini tugas yang mengasikkan dan menyenangkan penulis, karena disinilah setiap perupa dengan jujur akan memvisualisasikan tentang perempuan, kakawin dan kawin kedalam media rupa yang ditekuninya. Sekedar contoh karya penulis, yang berjudul Merahnya Perempuan ( Water Colour on Paper, 55 x 55cm x 10 buah karya ), tergambarkan pembacaan sisi kecil perempuan pada karya tersebut secara sengaja atau spontan ( karena kekuatan teknis aquarel cat air ) terlihat menekankan sisi-sisi mimiek wajah perempuan dengan ekspressi emosi yang beragam, seperti marah, takut, geram, tegang, mengharap, menanti, garang dan sebagainya, proses pemvisualisasian dengan teknis tersebut, sempat mengagetkan penulis, karena dapat ditemukan karakter perempuan yang mengejutkan. Pada karya lainnya, yang berjudul Mama Gravita ( acrylic on canvas, 70 x 70cm x 6 panil ) penulis bersama-sama dengan anak didiknya bersepakat membuat karya lukis sebanyak enam kanvas tersebut, dengan mencoba mengangkat tema cinta ( perempuan, kakawin, kawin ) versi anak didik, kemudian penulis berusaha melibatkan diri melukis bersama mereka, dengan penggunaan penanda bahasa mereka, berupa menuangkan kembali potongan-potongan puisi kakawin kawin-nya Rendra yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Empat Kumpulan Sajak kedalam media kanvas, hasilnya menurut pendapat penulis jadilah karya yang nge-pop, lalu lahirlah gaya penuangan tersebut mengingatkan penulis saat usia muda dengan membuat corat-coret naif seperti terlihat pada karya anak didik tersebut.
Kembali dalam mempersoalkan perempuan dengan segala kemisteriusannya, memang memerlukan pendekatan-pendekatan khusus, dialog batin, srawung yang jujur, kepekaan perasaan, kedekatan bukan karena kepentingan, pembacaan diri ditengah jutaan perempuan yang mendominasi kehidupan dengan cara amaliah ilmiah,akan menjadikan pemahaman yang pure, betapa perempuan adalah lagu batin kejujuran manusia, dan manusia itu disebut laki-laki. Semua berawal dari perempuan,tetapi semua berakhir tergantung pada laki-laki. Mau apa?
FAJAR SUTARDI
Perempuan???????????????????????????????????????????????????????????????
BalasHapus